ILK (Indonesia Lawak Klub)

MENDENGAR ILK, orang segera mengingat Indonesia Lawyers Club (ILC) di TVOne. Menurut produser ILK Ucok Ramadheni, acara yang dibuatnya itu memang parodi dari tayangan yang dibawakan Karni Ilyas tersebut. Beberapa panelis dan narasumber dihadirkan untuk membahas satu tema, namun dalam bentuk komedi, tidak serius acara yang ditirunya.

"Drngan konsep begitu, kita bisa menampung beberapa pelawak untuk bicara, intropeksi, dan segala macam. Di sini, semua genre pelawak masuk," ujur pria yang akrab disapa Bang Ucok.

Ucok mengatakan, ide ILK muncul kali pertama pada pertengahan 2013. Alasannya, tim produksi Trans7 merasa jenuh dengan komedi yang begitu begitu aja.

Hingga lahirlah ILK yang digawangi Denny Chandra sebagai host dan diperkuat Komeng, Cak Lontong, Fitri Tropica, Rico Ceper, serta Jarwo Kwat. Menurut Ucok, para komedian yang diajaknya itu tidak sembarangan. Mereka adalah pelawak yang memiliki karakter, cerdas, dan bekerja.

Sejak Awal Syuting ILK, Ucok merasakan perpaduan Denny, Komeng, dan Cak Lontong sangat pas. Denny yang cerdas, bisa mengetahui waktu yang tepat untuk melempar umpan dari satu pelawak kepada pelawak lain. Cak Lontong yang selalu mengungkapkan  data data absurd selalu bisa menjadi bahan lawakan oleh komeng. Fitri Tropica dianggap mewakili anak muda dengan gaya alay dan lebay-nyaa serta bicara yang ke inggris-inggrisan.

Sebisanya ILK tidak mengundang pelawak pelawak seperti Olga Syahputra dan nama nama lain yang sudah menjadi langganan komedi slapstick dan bullying. "Ya kalau yang diundang itu-itu lagi, apa bedanya sama acara yang sudah ada?" kata Ucok. "Kita tidak mau jadi follower. Kita mau jadi trendsetter," tegasnya.

Selain mengajak para komedian yang memiliki karakter kuatdalam melawak, kru ILK memiliki rumus dalam menentukan posisi pemain. Setiap episode, biasanya ada 7-8 komedian ari genre berbeda. Mereka akan menjadi empat posisi. Yaitu, satu orang pemandu yang dipercayakan kapada Denny. Lalu, 4-5 orang bertugas sebagai player atau pengumpan yang mengungkapkan data, 1 orang breaker atau tukang nyeletuk yang biasa diperankan oleh Komeng, dan 1 orang menjadi "sosok lemah".

 Tim kreatif ILK berupaya mendatangkan pelawak pelawak dari berbagai generasi. Baik pelawak senior seperti Marwoto maupun pelawak muda Chika Jessica. Kombinasi generasi itu tidak membuat para pemain mati kutu, bahkan menambah kelucuan.

Ucok mengatakan komposisi pemain memengaruhi tema. Sempat beberapa kali mereka memberikan tema tanpa melihat karakter pemain, hasilnya mengecewakan karena lucunya tidak maksimal. Misalnya, pada episode Selfie. Kru beranggapan dengan materi yang sangat kekinian, hasilnya akan sangat lucu. Sayangnya pemain pemain yang saat itu terlibat tidak terlalu dekat dengan materi tersebut sehingga kurang maksimal.

ILK memang bukan program komedi biasa. Setiap pemain dituntut mampu mendekonstruksi sebuah masalah yang dijadikan tema. Itu harus dilakukan secara smart sehingga guyonan yang dihasilkan terasa pintar. Tawa di acara tersebut, mengutip kata Cak Lontong, dihasilkan dari, "Mikir!".

Komentar